Gerindra: Prabowo requested by SBY to come to the Palace
Reporter: Randy Ferdi Firdaus | Tuesday, December 24, 2013 13:03
42
Party Chairman Gerindra Suhardi claimed to not know what the discussion brief meeting between SBY and Prabowo it's all about. But he said the meeting was initiated by SBY .
"So in fact I was in Yogyakarta, I just do not know yet its development. Yesterday I met him (Prabowo), it is true that he says to be asked to meet with the president," said Suhardi when he was contacted on Tuesday (24/12).
Suhardi denied that the meeting was conducted to discuss the coalition between the Democrats and Gerindra. Moreover, the news coming about Prabowo will be paired with the winner of the convention, according to him, it is still far away.
"Oh, there has been no discussion about that. Would be dependent on the outcome of the presidential candidate and vice presidential candidate. Now still not," he stated.
He added that the meeting between SBY and Prabowo is normal. Therefore, both of them are old friends.
"Ordinary're friends, or how! Indeed a close friend, true in some meetings are always familiar, to anyone Pak Prabowo it is familiar, and including Pak SBY is a close friend," he concluded.
__________________________________________________________________________________
President Susilo Bambang Yudhoyono tried to escape from all the problems that have been demanded by many international organizations to the international world, as the President shall be responsible for completing all the cases which have occurred within the Indonesian state administration when his involvement, and as well as all things related to the problem international, which deals with issues of murder 5 Australian journalists in East Timor, the problems in the Bali bombing, the problems in the Moluccas, the problems in West Papua, and others, which has been hard to shut down by the illegal government (Javanese Islam Indonesia in Jakarta) with using all propaganda and political games to persuade, and to invite many international countries in the world to get together to steal a lot of the results of the legitimacy of the country's wealth of Maluku, West Papua, and all federal states in the former Dutch colony.
An example of one of the late-breaking news of the illegal activities that have been carried out by the illegal government of Java Islam Indonesia in Jakarta, and others, in which persuasion and propaganda to the international community has been supported by the administration of President Obama:
Click on => https://www.facebook.com/photo.php?v=10202032602007240 or see all news stories on the Republic of South Maluku (Moluccas)
Prabowo duty in Dili, East Timor, dated December 7, 1975 (landing at 5:30 am), Prabowo assignment after graduate of the military academy (Army), at that time Prabowo rank is Second Lieutenant (Army Second Lieutenant). Prabowo was the son-in-law of former president of Indonesia is the second, namely: the late President Suharto. Prabowo is the force of the army corps command with Susilo Bambang Yudhoyono at the time.
RPKD (Regiment Army Forces Command) in the form in Batujajar, Bandung (West Java) in 1951, after 1975 when the Indonesian military forces, namely: RPKD intervention into East Timor, 2nd Persiden Indonesia: Suharto, replacing the name of RPKD to be KOPASSANDHA (Sandi Yudha forces Command) because of the killing was done by Kopassandha in East Timor against the people of East Timor are Catholic as much as hundreds of thousands of people are dead, so when KOPASSANDHA back to Jakarta, the 2nd President, namely: Suharto , replacing the name Kopassandha become KOPASUS (Special Forces Command), because of President Suharto's son-in-law, namely: Lieutenant General Prabowo, who is responsible for the actions of the shooting of an Australian journalist, namely: Roger East at the port Deli on December 10, 1975, time 10:30 am
The first landing on December 7, 1975 at 5:30 am in East Timor as a unit of the Navy amphibious by John P Souisa, on the coast of Comoros (west of Dili, East Timor, Alor village). John P Souisa assignment from 1975 to 1977 in Timor-Leste, and JP Souisa is a witness of the action Prabowo, which Prabowo had killed journalist from Australia, namely: Roger East at that time.
Below is a sample list of guard troops "Division A" of the Navy amphibious unit on guard in the 1977 list, but all the army lists annexed to watch list forces "Division A" is together with John P Souisa, which where all landed on December 7, 1975 in East Timor.
In the politics of Indonesia in Jakarta has always dominated or plagued by military authorities of the army authorities as the older brother in the entire Indonesian military, as history recorded that Indonesia is a founding state of the Indonesian army under the command of the Army of Islam, namely: President Ir Soekarno, and taken over by Suharto, and the continued political dominance of the Indonesian government in Jakarta until today. (In the control by the army).
So things like this happen is nothing new.
Other News:
There is no "Democracy", but it is "Evil Politician Remain" inside the Indonesia Government in Jakarta
http://souisapaul81.blogspot.com.au/2013/02/there-is-no-democracy-but-it-is-evil.html
UN Meets on Anniversary of Massacre, ETAN Urges UN and U.S. to Act for Justice for Timor-Leste
http://souisapaul81.blogspot.com.au/2012/11/un-meets-on-anniversary-of-massacre.html
Indonesia: The land of liars, criminals and frauds?
http://www.thejakartapost.com/news/2013/01/15/indonesia-the-land-liars-criminals-and-frauds.html
Republic of South Maluku (Moluccas)
_____________________________________________________________________________________________________
Indonesian:
Sebagai satu angkatan di RPKD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat) dahulunya, Prabowo lebih diutamakan oleh SBY untuk diundang ke Istana sebelum Pilpres 2014, dan percakapan mereka di setiap perspektif isu yang telah dihadapi oleh Indonesia, dan semua itu adalah demi kepentingan bagi pemerintahan Jawa Islam Indonesia di Jakarta itu sendiri.
Gerindra: Prabowo diminta SBY datang ke Istana
Reporter : Randy Ferdi Firdaus | Selasa, 24 Desember 2013 13:03
42
Figure terkait
Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengaku tak tahu apa yang menjadi pembahasan pertemuan singkat SBY dan Prabowo itu. Namun ia mengatakan, pertemuan itu diinisiasi oleh SBY.
"Jadi sebenarnya saya lagi di Yogja, cuma belum tahu perkembangannya. Kemarin saya ketemu beliau (Prabowo) memang dia bilang diminta ketemu presiden," ujar Suhardi saat dihubungi, Selasa (24/12).
Suhardi membantah jika pertemuan ini dilakukan untuk membahas koalisi antara Demokrat dan Gerindra. Apalagi soal kabar Prabowo bakal diduetkan dengan pemenang konvensi, menurut dia, hal itu masih jauh.
"Oh belum ada pembicaraan soal itu. Akan sangat tergantung hasil pileg (capres cawapres). Sekarang masih belum," tegas dia.
Dia menambahkan, pertemuan SBY dan Prabowo adalah hal wajar. Sebab, keduanya adalah teman lama.
"Biasa, kan teman, atau bagaimana. Memang sahabat dekat, memang dalam beberapa pertemuan kan akrab, pada siapapun Pak Prabowo juga kan akrab dan termasuk Pak SBY akrab," pungkasnya.
__________________________________________________________________________________
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencoba melarikan diri dari segala permasalahan yang telah dituntut oleh banyak organisasi internasional ke dunia internasional, sebagaimana sebagai Presiden harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan segala perkara yang mana telah terjadi didalam administrasi negara Indonesia disaat keterlibatannya, dan maupun segala perkara yang berkaitan dengan permasalahan internasional, dimana berhubungan dengan permasalahan pembunuhan 5 wartawan Australia di Timur Timor, permasalahan bom di Bali, permasalahan di Maluku, permasalahan di Papua Barat, dan lain-lain, yang mana telah keras untuk ditutup oleh pemerintahan ilegal (Jawa Islam Indonesia di Jakarta) dengan menggunakan segala propaganda, dan permainan politiknya untuk membujuk, dan mengajak banyak negara di dunia internasional untuk bersama-sama mencuri banyak dari hasil kekayaan negara dari legitimasi Maluku, Papua Barat, dan semua negara federal di bekas jajahan Belanda.
Contoh dari salah satu berita berita dari aktifitas ilegal yang telah dilakukan oleh pemerintahan ilegal Jawa islam Indonesia di Jakarta, dan lain lain, dimana telah di dukung oleh administrasi Presiden Obama:
Klik pada => https://www.facebook.com/photo.php?v=10202032602007240 atau lihat semua berita berita pada Republic of South Maluku (Moluccas)
Prabowo bertugas di Dili, Timor Leste, tanggal 7 Desember 1975 (pendaratan jam 5:30am), penugasan Prabowo setelah lulusan dari AKABRI (Angkatan Darat), pada waktu itu pangkat Prabowo adalah LETDA (Letnan Dua TNI-AD). Prabowo adalah anak mantu dari mantan Presiden Indonesia yang kedua, yaitu: almarhum Presiden Soeharto. Prabowo adalah satu angkatan korps komando TNI-AD dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada waktu itu.
RPKD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat) di bentuk di Batujajar, Bandung (Jawa Barat) tahun 1951, setelah tahun 1975 disaat pasukan militer Indonesia, yaitu: RPKD intervensi ke Timur-Timor, Persiden ke2 Indonesia, yaitu: Soeharto, menggantikan nama dari RPKD untuk menjadi KOPASSANDHA (Komando Pasukan Sandi Yudha) oleh karena pembunuhan yang telah dilakukan oleh KOPASSANDHA di Timur-Timor terhadap rakyat Timur-Timor yang beragama Katolik sebanyak ratusan ribu orang yang mati, sehingga disaat KOPASSANDHA kembali ke Jakarta, maka Presiden ke2, yaitu: Soeharto, menggantikan nama KOPASSANDHA menjadi KOPASUS (Komando Pasukan Khusus), sebab anak mantu dari Presiden Soeharto, yaitu: Letnan Jenderal Prabowo yang bertanggung jawab atas tindakan penembakan terhadap seorang wartawan Australia, yaitu: Roger East di pelabuhan Deli pada tanggal 10 Desember 1975, waktu 10:30am
Pendaratan pertama pada tanggal 7 Desember 1975 pada jam 5:30am di Timor Timur sebagai satuan amfibi TNI-AL oleh John P Souisa, di pantai Komoro (sebelah barat kota Dili, Timor Leste, kampung Alor). Penugasan John P Souisa dari tahun 1975 sampai pada 1977 di Timor Leste, dan J P Souisa adalah sebagai saksi dari tindakan Prabowo, yang mana Prabowo telah membunuh jurnalis dari Australia yaitu: Roger East saat itu.
Dibawah ini adalah salah satu contoh daftar jaga pasukan "devisi A" dari satuan amfibi TNI-AL pada daftar jaga di tahun 1977, tetapi semua daftar pasukan yang terlampir pada daftar jaga pasukan "devisi A" ini adalah bersama sama dengan John P Souisa, yang mana semua mendarat di tanggal 7 Desember 1975 di Timor Leste.
Didalam politik negara Indonesia di Jakarta selalu dikuasai atau dihantui oleh penguasa penguasa militer angkatan darat sebagai kakak tua di keseluruhan militer Indonesia, sebagaimana sejarah mencatat bahwa pendiri negara Indonesia adalah dari angkatan darat Indonesia dibawah komando Islam angkatan darat, yaitu: Presiden Ir Soekarno, dan diambil alih oleh Soeharto, dan dilanjutkan politik dominasi ini dalam pemerintahan Indonesia di Jakarta sampai pada saat ini. (Di kontrol oleh TNI-AD).
Jadi hal seperti ini terjadi bukan hal yang baru.
Berita yang lain:
Tidak ada "Demokrasi", tetapi "Jahat Politikus Tetap" di dalam Pemerintah Indonesia di Jakarta
http://souisapaul81.blogspot.com.au/2013/02/there-is-no-democracy-but-it-is-evil.html
PBB Bertemu di Anniversary of Massacre, ETAN Desak PBB dan AS untuk Bertindak untuk Keadilan bagi Timor-Leste
http://souisapaul81.blogspot.com.au/2012/11/un-meets-on-anniversary-of-massacre.html
Indonesia: Tanah pembohong, penjahat dan penipuan?
http://www.thejakartapost.com/news/2013/01/15/indonesia-the-land-liars-criminals-and-frauds.html
Republic of South Maluku (Moluccas)