Create a Security Detachment 88 But Pupua Out of Control
Inilah.com
By:
National - Sunday, June 17th, 2012 | 6:40 pm
INILAH.COM, Jakarta - Chairman of the Board of Directors Institute for Public-Sabang Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan rate, the government's attitude that makes the operation of Papua as Detachment 88, would create chaos Papua issue even more murky and security control.
"If you want a safe condition in Papua recovered, do not send troops Detachment 88, because this is not the right field warfare operations for Detachment 88, a specific character only to fight the terrorists," said Syahganda.
According to him, the issue is complex in Papua with the main roots of prosperity and fulfillment aspects of justice. "So, the government need not fear as if Papua can only be overcome by presenting the Detachment 88," he said.
According Syahganda, with thousands of security forces that now exist in both the Police and TNI in Papua, in fact is quite adequate as far as the steps are professionally focused on the pursuit of peaceful citizens of Papua.
He adds, the completion of various aspects of the Papua issue and should not be done partially through a security approach alone. Given its cargo which is not that simple for Papua.
He hoped, the President down immediately led Papua recovery agenda and take the initiative of dialogue with all elements of the group, which includes the various stakeholders in Papua. [Dit]
Related News:
Various phenomena in West Papua is a political game of Jakarta
under the rule of Islamic rule in Java / Indonesia / Arabic in killing the
native tribes of West Papua (Melanesia).
Right to life of civilians and security personnel removed
without reason.
Marty Natalegawa has made public deception before the
international community
Indonesian Terrorist Army and terrorist Police
See more on: Republic of South Maluku (Moluccas)
________________________________________________________________________________
Indonesian:
http://nasional.inilah.com/read/detail/1872907/densus-kian-buat-keamanan-pupua-tak-terkendali
Oleh:
nasional - Minggu, 17 Juni 2012 | 06:40 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik
Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan menilai, sikap
pemerintah yang menjadikan wilayah Papua sebagai operasi Densus 88, akan
membuat kemelut persoalan Papua semakin keruh dan keamanannya malah
tidak terkendali.
"Kalau menginginkan kondisi aman di Papua terpulihkan,jangan mengirim pasukan Densus 88 itu, sebab ini bukan ladang tepat operasi peperangan bagi Densus 88, yang karakternya spesifik hanya untuk memerangi para teroris," jelas Syahganda.
Menurutnya, persoalan di Papua bersifat kompleks dengan akar utamanya adalah kesejahteraan dan pemenuhan aspek keadilan. "Jadi, pemerintah tidak perlu terlalu ketakutan seolah-olah Papua hanya dapat diatasi dengan menghadirkan Densus 88," tegasnya.
Menurut Syahganda, dengan ribuan aparat keamanan yang kini ada di Papua baik Polri maupun TNI, sebenarnya terbilang cukup memadai sejauh langkah-langkahnya terfokus secara profesional pada pengupayaan damai warga Papua.
Dirinya menambahkan, penuntasan terhadap berbagai aspek persoalan Papua tidak boleh dilakukan parsial dan melalui pendekatan keamanan semata-mata. Mengingat muatannya yang tidak sederhana atas Papua itu.
Dirinya berharap, Presiden SBY turun langsung memimpin agenda pemulihan Papua serta mengambil prakarsa dialog dengan semua elemen kelompok, yang meliputi berbagai pihak di Papua.[dit]
"Kalau menginginkan kondisi aman di Papua terpulihkan,jangan mengirim pasukan Densus 88 itu, sebab ini bukan ladang tepat operasi peperangan bagi Densus 88, yang karakternya spesifik hanya untuk memerangi para teroris," jelas Syahganda.
Menurutnya, persoalan di Papua bersifat kompleks dengan akar utamanya adalah kesejahteraan dan pemenuhan aspek keadilan. "Jadi, pemerintah tidak perlu terlalu ketakutan seolah-olah Papua hanya dapat diatasi dengan menghadirkan Densus 88," tegasnya.
Menurut Syahganda, dengan ribuan aparat keamanan yang kini ada di Papua baik Polri maupun TNI, sebenarnya terbilang cukup memadai sejauh langkah-langkahnya terfokus secara profesional pada pengupayaan damai warga Papua.
Dirinya menambahkan, penuntasan terhadap berbagai aspek persoalan Papua tidak boleh dilakukan parsial dan melalui pendekatan keamanan semata-mata. Mengingat muatannya yang tidak sederhana atas Papua itu.
Dirinya berharap, Presiden SBY turun langsung memimpin agenda pemulihan Papua serta mengambil prakarsa dialog dengan semua elemen kelompok, yang meliputi berbagai pihak di Papua.[dit]
Relasi berita:
Berbagai fenomena di Papua Barat adalah permainan politik
Jakarta di bawah kekuasaan pemerintahan Islam di Jawa / Indonesia / Arab dalam
membunuh suku-suku asli Papua (Melanesia).
Hak hidup warga sipil dan personil keamanan dihapus tanpa
alasan.
Marty Natalegawa telah membuat kebohongan publik sebelum
masyarakat internasional
Indonesia Teroris Tentara dan Polisi teroris
INILAH.COM, Jakarta - Ketua Dewan Direktur Lembaga
Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan menilai,
sikap pemerintah yang menjadikan wilayah Papua sebagai operasi Densus
88, akan membuat kemelut persoalan Papua semakin keruh dan keamanannya
malah tidak terkendali."Kalau menginginkan kondisi aman
di Papua terpulihkan,jangan mengirim pasukan Densus 88 itu, sebab ini
bukan ladang tepat operasi peperangan bagi Densus 88, yang karakternya
spesifik hanya untuk memerangi para teroris," jelas Syahganda.Menurutnya,
persoalan di Papua bersifat kompleks dengan akar utamanya adalah
kesejahteraan dan pemenuhan aspek keadilan. "Jadi, pemerintah tidak
perlu terlalu ketakutan seolah-olah Papua hanya dapat diatasi dengan
menghadirkan Densus 88," tegasnya.Menurut Syahganda, dengan
ribuan aparat keamanan yang kini ada di Papua baik Polri maupun TNI,
sebenarnya terbilang cukup memadai sejauh langkah-langkahnya terfokus
secara profesional pada pengupayaan damai warga Papua.Dirinya
menambahkan, penuntasan terhadap berbagai aspek persoalan Papua tidak
boleh dilakukan parsial dan melalui pendekatan keamanan semata-mata.
Mengingat muatannya yang tidak sederhana atas Papua itu.Dirinya
berharap, Presiden SBY turun langsung memimpin agenda pemulihan Papua
serta mengambil prakarsa dialog dengan semua elemen kelompok, yang
meliputi berbagai pihak di Papua.[
No comments:
Post a Comment