Tuesday 15 May 2012

Military Intelligence and police have been used for riot occurred.

The unrest on the "Remembrance Day" on "Heroes Pattimura of Maluku origin" in Ambon, Maluku, May 15, 2012.

Mr. Chairman prayer of the Synod in Ambon, Maluku, to all children Maluku, for their safety, and surrounded by the military and police hypocrisy which ASLA outside the Moluccas, which comes served in the Moluccas, from orders of the President of Indonesia in Jakarta .


http://www.thejakartaglobe.com/home/pattiumra-day-riot-injures-50-in-indonesias-ambon/518123
A.

http://www.thejakartaglobe.com/home/pattiumra-day-riot-injures-50-in-indonesias-ambon/518123
Fifty people were hospitalized in Ambon on Tuesday after a Pattimura Day commemoration there turned violent.

No one was killed, according to reports, but at least three people were “critically injured,” a local hospital official said.

“Three patients are in fairly critical condition and are currently undergoing surgeries. But, no one has died,” Ita Sabrina, spokeswoman for Haulussy Hospital, said on Tuesday in Ambon.

Twenty-four people are undergoing treatment at Haulussy, 11 people are at Bhakti Rahayu Hospital, eight are at Sumber Hidup Hospital and seven are at Alfatah Hospital, all of which are located in Ambon.

The violence started on Tuesday morning during the official ceremony for Pattimura Day, which named after a national independence hero of Ambonese origin whose full name is Thomas Matulessy. Pattimura is depicted on Indonesia’s 1,000 rupiah note.

The ceremony involved a “Pattimura torch,” carried by a dance troupe performing the traditional cakalele dance. As a symbolic gesture, the torch was supposed to be transferred from residents of Batumerah village to those of Mardika village in a symbolic gesture, but at that point a brawl erupted among people watching the parade on the side of the street.

Someone threw the torch into the crowd, injuring some people and setting off a larger riot.

Besides the injuries, dozens of automobiles and a few houses were set on fire.

Security officers managed to end the clash. Maluku Governor Karel Albert Ralahalu said his administration would fix the damage and pay for the victims’ medical treatment.

Some people were reportedly hurt by stones, other sharp objects, and shrapnel from explosives that were thrown by unknown persons.
________________________________________________________________________________

Pattimura it against invaders from anywhere, but at that time, Pattimura against Dutch colonialism that tries to dominate the natural wealth of the Moluccas and the Netherlands at that time had affected the lives of the people of Maluku, as a result of the monopoly of the economic system created by their own (the Netherlands), and so that the rebellions led by Thomas Matulessy (Pattimura), and instead of fighting for Indonesia, Indonesia was not yet exist, logical thinking, and see the date and year of the "Age of Pattimura" and "the birth of the Republic of Indonesia". So do not be to say that Pattimura is fighting for the Republic of Indonesia, and also the United Nations has not been formed in that era. Pattimura war against the Dutch in the shore on May 8, 1817 Waisisir, Saparua Island, Maluku. Thomas Matulessy (Pattimura) is a former British army). Indonesia's independence was on August 17, 1945 (Propaganda). Of differences in the past has proven that Jakarta has to lie or manipulate the Moluccan history itself.

Thus history is made by the Javanese Islam in Jakarta is the same as the Arab imposter, which is a handyman fraudsters as they do around the world. Given that the Arabs occupied the island of Java and Java mengusai after the collapse of the Kingdom of Mojopahit in the year 1425.

The UN was formed in 1945 before the independence of the Republic of Indonesia, in San Francisco, after the second world war. Over the past in "The Republic of Indonesia" it's always all sorts of phenomena to be faced and faced it also has only just gone by time, justice was not available because the police all blinded by the authorities in Jakarta, just a tool for the investigation is incomplete, theory and practice difficult to obtain for a learning tool and a practical. Work is being done or has done is very "unprofessional", how each issue can be resolved, and if the issue can be resolved in accordance with the truth, then many of the state officials who will enter the prison, but if you speak in accordance with honest about the real situation, then the mouth is closed with a rifle butt, or the person will be beaten by the police and military to aim his mouth shut.

Do not forget that all this is the strategy of military and police assigned the command of the President of Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono to conflicts always occur between people of the Moluccas, where the colonial Javanese Islam / Indonesia tried to complicate the situation in the midst of native Moluccan community in everyday life , the result of movement of struggle in the prosecution of the sovereign right of Maluku, which was seized by the Javanese Islam, which has been called themselves as a nation of Indonesia, have been tried by the Islamic government of Java / Indonesia to stop in all kinds of ways of the military and police actions at session of their own intelligence.

Here also is one example of the news and an explanation is not far from the attachment on the activities of military and police, which has been assigned by the President of Indonesia in Jakarta in charge of the situation that has happened and is happening in the Moluccas.

http://souisapaul81.blogspot.com.au/2012/05/mysterious-shooter-in-ambon-difficult.html


Lies and games on the national news "KOMPAS.COM", where this is cheap propaganda news, and something derogatory jokes dignity of human values​​.
http://souisapaul81.blogspot.com.au/2012/05/lies-and-games-on-national-news.html 

B.

Kerusuhan pada "Hari Peringatan" pada "Pahlawan Pattimura dari asal Maluku" di Ambon, Maluku, 15 Mei 2012.

Doa dari Bapak Ketua Sinode di Ambon, Maluku, terhadap semua anak-anak Maluku, untuk keselamatan mereka, dan dikerumuni oleh para militer dan polisi munafik yang mana asla dari luar daerah Maluku, yang mana datang bertugas di Maluku, dari perintah Presiden Indonesia di Jakarta.

http://www.thejakartaglobe.com/home/pattiumra-day-riot-injures-50-in-indonesias-ambon/518123


Lima puluh orang dirawat di rumah sakit di Ambon, Selasa setelah peringatan Hari Pattimura ada berubah menjadi kekerasan.

Tidak ada yang tewas, menurut laporan, tapi setidaknya tiga orang "menderita luka parah," kata seorang pejabat rumah sakit setempat.

"Tiga pasien dalam kondisi cukup kritis dan saat ini menjalani operasi. Tapi, belum ada yang meninggal, "kata Ita Sabrina, juru bicara Rumah Sakit Haulussy, Selasa di Ambon.

Dua puluh empat orang menjalani perawatan di Haulussy, 11 orang berada di Rumah Sakit Bhakti Rahayu, delapan berada di Rumah Sakit Sumber Hidup dan tujuh berada di Rumah Sakit Alfatah, yang semuanya berada di Ambon.

Kekerasan ini dimulai pada Selasa pagi saat upacara resmi untuk Hari Pattimura, yang dinamai pahlawan kemerdekaan nasional asal Ambon yang bernama lengkap Thomas Matulessy. Pattimura digambarkan pada 1.000 catatan rupiah Indonesia.

Upacara melibatkan "obor Pattimura," dibawa oleh rombongan tari melakukan tarian Cakalele tradisional. Sebagai isyarat simbolis, obor seharusnya ditransfer dari warga desa Batumerah dengan yang di desa Mardika sikap simbolis, tapi pada saat itu perkelahian meletus antara orang-orang menonton pawai di sisi jalan.

Seseorang melemparkan obor ke kerumunan, melukai beberapa orang dan berangkat kerusuhan lebih besar.

Selain luka, puluhan mobil dan beberapa rumah dibakar.

Petugas keamanan berhasil mengakhiri bentrokan itu. Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengatakan pemerintahannya akan memperbaiki kerusakan dan membayar untuk perawatan medis korban.

Beberapa orang dilaporkan terluka oleh batu, benda tajam lainnya, dan pecahan peluru dari bahan peledak yang dilemparkan oleh orang tak dikenal.


_________________________________________________________________________________

Pattimura itu melawan penjajah dari mana saja, tetapi pada waktu itu, Pattimura melawan penjajahan Belanda yang mencoba untuk mendominasi kekayaan alam Maluku dan Belanda pada waktu itu telah menyengsarakan kehidupan rakyat Maluku, akibat dari monopoli sistem perekonomian yang dibuat oleh mereka sendiri (Belanda), dan sehingga terjadinya pembrontakan yang dipimpin oleh Thomas Matulessy (Pattimura), dan bukan berjuang untuk Indonesia, Indonesia pun belum ada, berpikir logika, dan melihat itu tanggal dan tahun dari "Jaman Pattimura" dan "lahirnya NKRI". Jadi tidak bisa untuk dikatakan bahwa Pattimura adalah berjuang untuk Republik Indonesia, dan juga PBB belum terbentuk pada jaman itu. Pattimura berperang melawan Belanda di tanggal 8 Mei 1817 dipantai Waisisir, di Pulau Saparua-Maluku. Thomas Matulessy (Pattimura) adalah eks tentara Inggris). Kemerdekaan Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945 (Propaganda). Dari perbedaan kurun waktu telah membuktikan bahwa Jakarta telah berbohong atau memanipulasi keadaan sejarah Maluku itu sendiri.

Jadi sejarah yang dibuat oleh Jawa Islam di Jakarta adalah penipu sama dengan Arab, yang mana adalah tukang penipu seperti mereka lakukan diseluruh dunia. Mengingat bahwa Arab menduduki Jawa dan mengusai Pulau jawa tersebut setelah runtuhnya Kerajaan Mojopahit di tahun 1425.

PBB dibentuk di tahun 1945 sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, di San Francisco, setelah selesai perang dunia kedua. Selama didalam "Republik Indonesia" itu selalu segala macam fenomena yang akan dihadapi dan juga yang telah dihadapi itu hanya lenyap dimakan waktu begitu saja, keadilan itu tidak ada sebab polisi semua dibutakan oleh penguasa di Jakarta, alat untuk penyelidikan saja adalah tidak lengkap, teori dan praktek susah untuk didapatkan untuk sarana pembelajaran dan praktikalnya. Pekerjaan yang sedang dilakukan atau yang telah dilakukan adalah sangat "tidak profesional", bagaimana tiap permasalahan itu dapat diatasi, dan kalau permasalahan itu dapat teratasi sesuai dengan kebenaran, maka banyak itu pejabat-pejabat negara yang akan masuk kedalam penjara, tetapi kalau berbicara sesuai dengan jujur tentang keadaan yang sebenarnya, maka mulut ditutup dengan popor senjata, atau orang tersebut akan dipukuli oleh polisi dan militer untuk bertujuan menutup mulutnya.

Tidak lupa bahwa semua ini adalah strategi militer dan polisi yang ditugaskan dari perintah Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono untuk pertikaian selalu terjadi diantara rakyat Maluku, dimana pemerintahan kolonial Jawa Islam/Indonesia mencoba mempersulit-kan keadaan ditengah-tengah masyarakat Maluku asli didalam kehidupan sehari-hari, akibat dari pergerakan dari perjuangan dalam penuntutan hak kedaulatan Maluku, yang mana telah dirampas oleh bangsa Jawa Islam, dimana telah menamakan diri mereka sebagai bangsa Indonesia, telah dicoba oleh pemerintahan Jawa islam/Indonesia untuk menghentikan disegala macam cara dari perbuatan para militer dan polisi pada sesi intelejen mereka itu sendiri.

Dibawah ini juga adalah salah satu contoh berita dan penjelasan yang tidak jauh dari keterikatan pada segala aktifitas militer dan polisi, yang mana telah ditugaskan oleh Presiden Indonesia di Jakarta sebagai penanggung jawab dari situasi yang telah terjadi dan yang sedang terjadi di Maluku.

http://souisapaul81.blogspot.com.au/2012/05/mysterious-shooter-in-ambon-difficult.html


Kebohongan dan permainan di berita nasional "KOMPAS.COM", dimana ini adalah berita propaganda murah, dan sesuatu yang merendahkan martabat lelucon dari nilai-nilai kemanusiaan.
http://souisapaul81.blogspot.com.au/2012/05/lies-and-games-on-national-news.html

1 comment:

  1. Menggunakan Kebudayaan laen untuk memanipulasi kebangsaan... sunggu tidak ada harga diri.

    Ane setuju dengan ini!

    ReplyDelete